Jumat, 11 Juli 2014

Message from a boy with a broken heart bleeds tears

B :
"i loved her man. i really cant believe its over. you guys had to listen tome about her like 1000 times. she's one of those people that ya just never forget. not even the small details. i remember everything. not ib a long time,  someone else get to say goodnite to her, make her laugh, she's thinking about a future with someoe else while i cant imagine a future without her. im hurt. maybe you should come hang out. i need someone."

A:
"man, you are one pathetic loser. i'll come, asap"

B:
"thanks man"

A:
"anytime, man. start to think logically instead of emotionally. go on a date with your friends."






Jumat, 04 Juli 2014

No More
































No more CURANREK

Senin, 30 Juni 2014

Teman kemana saja, dulu.

RICOH GX-1
THE BEST RANGE FINDER CAM
NIKON FM-10
FANTASTIC DUMBASS CAM


SONY 1ST COMMERCIAL DIGITAL CAMERA
USING 3,5 FLOPPY DISK DRIVE 
FUJIFILM MDL-55
THE BEST PANORAMIC RANGE FINDER CAM
HANDMADE PIN HOLE CAM
USING 35MM FILM 
NIKON AF250V
SUPER DUPER HANDLY CAM

Sabtu, 28 Juni 2014

MARSHA

Bermula ketika Papah membeli motor ini pada pertengahan tahun 1996 menggantikan vespa lamanya yang ia berikan kepada sepupunya. Umurku saat itu 7 tahun, dan merupakan hal yang aneh dikalangan teman teman sebayaku untuk menyukai vespa berbentuk sangat kaku ini. Kental diingatanku bagaimana aku begitu terkagum kagum kepada vespa ini. Mungkin dialah cinta pertamaku.

Papah lebih memilih vespa ini daripada mobil yang iya punya untuk apa saja, baik ke kantor, pasar, mengantar anak-anaknya sekolah dan berpacaran dengan Mamam. Ketika ditanya kenapa, ia mejawab bahwa ada rasa bangga yang tidak bisa disebutkan dengan kata kata ketika kamu mengendarai vespa. Seingatku aku hanya mengangguk, dan tak mengerti apa yang Papah maksud.

waktu berlalu, aku beranjak dewasa dan Papah masih cinta kepada vepsa-nya. Sempat aku meminta vespa ini sewaktu SMA tuk-ku jadikan kendaraan oprasionalku, tapi papah menolak, ia bilang ia masih ingin mengedarainya lebih lama.

Lama sudah aku tidak pulang kerumah, lama juga kudengar Mamam melarang Papah untuk mengendarai vespa, alasannya Papah sudah tak lagi muda. vepsa ini teronggok di pojok taman, kesibukan Papah lah yang menyebabkan vepsa ini beralih fungsi menjadi tempat sandal dan kain pel.

Ada perasaan sedih dihatiku, bagaimana bisa saksi sejarah berkembangnya keluarga besarku teronggok begitu saja di pojokan, tak terurus. Untuk kedua kalinya akhirnya kuberanikan diri untuk meminta vespa ini. Papah mengijinkan dengan sarat aku harus menjaga dan merawatnya. akhirnya kuboyonglah vespa ini menuju Jogja.

Kunamakan vespa ini dengan nama Marsha. Susah senang kita lalui bersama dan akhirnya aku mengerti tentang "kebanggaan" yang Papah maksud. Aku mengerti bahwa Marsha bukan hanya bedan mati semata, ada ikatan emosi yang tumbuh antara kita berdua. Marsha mengajarkan ku untuk mengenang masa masa kecilku dengannya, menghargai jerih usaha Papah, membuatku jadi orang yang lebih sabar pabila ia "ngambek",  teman bermonolog, teman yang selalu ada disaat aku kesepian, menambah kawan dan teman membuat kenangan dengan siapa saja.

“Di dalam satu hubungan rasa cinta, rasa suka, itu harus dari kedua belah pihak. Gak boleh dari satu pihak aja, namanya bertepuk sebelah tangan. itu namanya bukan cinta”

Sepenuhnya aku tidak setuju dengan kata kata diatas karna aku tetap cinta ia meskpun ia tak pernah bicara apapun kepadaku.





Selasa, 13 Mei 2014

bahkan judul pos saja aku tidak tahu

aku tak tahu apa yang hendak aku tulis, aku tak tahu apa yang hendak aku sampaikan, aku tau aku sudah berfikir keras, tapi aku tetap tak tahu, yang aku tahu aku hanya ingin bertemu.