Jumat, 21 Agustus 2015

#2 Bukan barat

Terima kasih karena kamu masih terbit dari timur pagi ini.

Rabu, 19 Agustus 2015

#1. Antara aku dan percakapanmu.

Malam itu saya dalam perjalanan pulang, duduk terdiam di dalam kereta yang tidak terlalu ramai. Didepan saya duduk seorang wanita cantik, dari pakaiannya saya bisa menebak bahwa ia telah dalam perjalanan pulang setelah menghabiskan harinya untuk bekerja. Ia tampak lelah, ia memasukkan sepatu hak tinggi-nya kedalam tas dan menggantinya dengan sepasang sendal jepit berwarna merah muda. Raut lega terpancar seketika. Tidak lama, telepon genggam-nya berbunyi. Dengan sigap ia lihat siapa yang menelpon dirinya dan ntah kenapa raut lega itu seketika berubah. Seperti terpaksa, ia angkat panggilan itu dan mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan klise dari lawan bicaranya dengan malas. Ntah apa yang mereka bicarakan, saya pun tak ingin tau. Lalu tiba-tiba,

"aku gak bisa lagi, kamu berubah,"

Kata-kata itu tetiba terdengar jelas di telinga. Mantap tertanam di kepala, tumbuh subur dan berbuah pertanyaan yang tiba tiba muncul.

Bukankah semua orang (ingin) berubah? Adakah orang yang tidak (ingin) berubah?

Saya teringat ucapan seorang teman yang mengutip ucapan seorang filsuf terkenal, Aristotle. Ada tiga unsur perubahan perilaku manusia yaitu, berubah karena meniru seseorang, berubah karena ingin diperhatikan dan berubah karena proses umur yang semakin bertambah.

Bukankah semua manusia memiliki semua unsur tersebut?

Prinsip hidup seorang individu tidak terlepas dari prinsip hidup orang yang ia idolakan pula. Secara sadar maupun tidak, akan ada yang berubah sebelum dan sesudah ia mengenal sang idola lebih dalam. Urusan berubah karena ingin diperhatikan, Hey! siapa si yang tidak ingin diperhatikan? Yang terakhir, proses umur yang semakin bertambah-pun semua manusia pasti mengalaminya. semakin bertambahnya umur seseorang, akan semakin banyak pula pengalaman yang ia dapatkan. Bertambahnya teman, bertambahnya ilmu dan bertambahnya tanggung jawab, mau tidak mau akan menuntut individu untuk berubah. Jadi bisa disimpulkan bahwa perubahan itu pasti. Yang membedakan hanya level ke extreme-annya saja dan persoalan apakah individu atau orang dekat menyadarinya.

Lalu, apa yang salah dengan wanita di depan saya ini? Apakah dia tidak siap dengan perubahan yang terjadi dengan lawan bicaranya di telepon tadi? Ataukah ia hanya terlalu lelah mencari alasan yang lebih baik lainnya?

Ah yasudahlah, saya memutuskan untuk tidak ingin tau lebih dalam dapur orang lain, toh kereta sayapun sudah mau sampai.